Minggu, 29 April 2012

Pengertian Sosiologi Bahasa


Selain istilah sosiolinguistik juga digunakan istilah sosiologi bahasa. Banyak orang yang menganggap hal itu sama, tapi banyak pula yang menganggapnya berbeda. Ada yang mengatakan digunakannya istilah sosiolinguistik karena penelitiannya dimasuki dari bidang linguistik , sedangakan istilah sosiologi bahasa digunakan kalau penelitian itu dimasuki dari bidang sosiologi. (Nababan 1884:3 juga brigh 1992:vol 4:9 ). J.A. Fishman , pakar sosiolinguistik yang andilnya sangat besar dalam kajian sosiolinguistik, mengatakan kajian sosiolinguistik lebih bersifat kualitatif,sedangkan kajian sosiologi bahasa bersifat kuantitatif. Jadi sosiolinguistik lebih berhubungan dengan perincian-perincian penggunaan bahasa yang sebernanya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasa atau diale dalam usaha tertentu.
           Istilah sosiolinguistik muncul pada tahun 1952, dalam karya Haver C. Currie yang menyarankan perlu adanya penelitian dengan hubungan antara perilaku ujaran dengan status social . Fishman sendiri dalam bukunya yang terbit tahun 1970, menggunakan nama sosiolinguistics , tapi pada tahun 1972 menggunakan nama sociology of language. Haliday seorang linguis inggris , yang banyak memperhatikan segi kemasyarakatan bahasa , dalam bukunya The Linguistic s Science and Language Teacing , yang menggunakan istilah institutional, lintics Sciense and Language Teaching.
Bahasa adalah sebuah system , artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap, dan dapat dikaidahkan. Cirri dari hakikat bahasa adalah , bahwa bahasa itu adalah system lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam, dean manusiawi. Dengan sistematis maksudnya , bahasa itu tersusun menurut suatu pola tertentu, tidak tersusun secara acak atau sembarangan.
          System bahasa yang digunakan berupa lambang-lambang dalam bentuk bunyi. Setiap lambang bahasa menggunakan lambang bahasa ya ng berbunyi [kuda], melambangkan konsep atau makna . Dalam bahasa Indonesia satuan bunyi [air], [kuda], dan [meja] adalah lambang ujaran karena memiliki makana , tetapi bunyi- bumyi [rai], [akud], [ajem] bukanlah lambang ujarankarena tidak memiliki makna. Lambang bahasa itu bersifat arbitrer , artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya, tidak bersifat wajib , bisa berubah , dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang itu mengonsepi makna tertentu.
          Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit , sebab seperti dikemukakan Fishman bahwa yang menjadi persoalan sosiolinguistik adalah “who speak what language to whom, when and to what end”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar