Ada beberapa istilah untuk menyebut pembelajaran berbasis sosial pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dan pembelajaran kolaboratif. Panitz membedakan kedua hal tersebut.
Pembelajaran kolaboratif didefenisikan sebagai falsafah mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya. Bentuk-bentuk assesment oleh sesama peserta didik digunakan untuk melihat hasil melihat hasil prosesnya. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Suprijono, 2010:54).
Pandangan dikotomi tersebut di atas dianggap sebagai pernyataan yang berlebihan. Sebab, dalam praktiknya antara pembelajaran kolaboratif dan kooperatif merupakan dua hal yang kontinum. Istilah kooperatif digunakan dalam tulisan ini karena kata “kooperatif” memiliki makna lebih luas, yaitu menggambarkan keseluruhan proses sosial dalam belajar dan mencakup pula pengertian kolaboratif. Dukungan teori konstruktivisme sosial Vigotsky telah meletakkan arti penting model pembelajaran kooperatif. Konstruktivisme sosial Vygotsky menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi secara mutual. Peserta didik berada dalam konteks sosiohistoris. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman. Dengan cara ini, pengalaman dalam kontes sosial memberikan mekanisme penting untuk perkembangan pemikiran peserta didik. Dari Piaget ke Vygotsky ada pergeseran konseptual dari individual ke kooperatif, interaksi sosial, dan aktivitas sosiokultural. Dalam pendekatan sosiokultural.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar