Roger dan David (dalam Suprijono 2010 : 58) Lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan;
a. positive independence (saling ketergantungan positif)
b. personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)
c. face to face promotive interaction (interaksi promotif)
d. interpersonal skill (komunikasi antaranggota)
e. group processing (pemrosesan kelompok).”
Cara membangun saling ketergantungan positif menurut Roger dan David (dalam Suprijono 2010 : 58) yaitu:
a. menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi dalam kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota kelompok mencapai tujuan. Peserta didik harus bekerja sama untuk dapat mencapai tujuan
b. mengusahakan agar semua anggota kelompok mendapatkan penghargaan yang sama jika kelompok mereka berhasil mencapai tujuan
c. mengatur sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dalam kelompok hanya hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas kelompok. Artinya, mereka belum dapat menyelesaikan tugas, sebelum mereka menyatukan perolehan tugas mereka menjadi satu
d. setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang saling mendukung dan saling berhubungan, saling melengkapi, dan saling terikat dengan peserta didik lainnya dalam kelompok.
Sedangkan beberapa cara menumbuhkan tanggung jawab perseorangan menurut Roger dan David (dalam Suprijono 2010 : 58) adalah;
a. kelompok belajar jangan terlalu besar
b. melakukan assessment terhadap setiap siswa
c. memberi tugas kepada siswa, yang dipilih secara random untuk mempresentasikan hasil kelompoknya kepada guru maupun kepada seluruh peserta didik di depn kelas
d. mengamati setiap kelompok dan mencatat frekuensi individu dalam membantu kelompok
e. menugasi seorang peserta didik untuk berperan sebagai pemeriksa di kelompoknya
f. menugasi peserta didik mengajar temannya.
Unsur ke-tiga pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif. Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi promotif Roger dan David (dalam Suprijono 2010 : 58) adalah;
a. saling membantu secara efektif dan efisien
b. saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan
c. memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien
d. saling mengingatkan
e. saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi
f. saling percaya
g. saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.
Unsur ke-empat pembelajaran kooperatif adalah keterampilan sosial. Untuk mengoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan menurut Roger dan David (dalam Suprijono 2010 : 58) peserta didik harus:
a. saling mengenal dan memercayai
b. mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius
c. saling menerima dan saling mendukung
d. mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.
Unsur ke-lima pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan kelompok. Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa di antara anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar