Setiap individu yang hidup tentu memiliki kemampuan yang bervariasi. Kemampuan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi fisik, kecerdasan, kekuatan, kecakapan, keterampilan. Tanpa adanya faktor-faktor tersebut maka seseorang tidak dapat melakukannya dengan baik.
Alwi (2003: 1023) menyatakan; “ kemampuan adalah kecakapan, kesanggupan, kekuatan untuk menyelesaikan tugas.”
Sama halnya dengan ke dua pendapat di atas, Depdiknas (2005:707) menyatakan; “kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan dan kekuatan”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan dalam menghasilkan atau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuannnya sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Menulis mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia. Menulis merupakan salah satu sarana komunikasi seperti halnya berbicara. Namun, dalam prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi lisan. Hal ini dikarenakan bahasa digunakan secara fungsional yaitu pemakaian bahasa sebagai media interaksi dan transaksi. Dengan demikian, kegiatan menulis menuntut kecakapan dan kemahiran dalam mengatur menggunakan bahasa, bekerja dengan langkah-langkah terorganisir, gagasan secara sistematis serta mengungkapkan secara tersurat.
Gie (2002:3) menyatakan; “menulis adalah segenap rangkaian seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.”
Senada dengan pendapat di atas, Depdiknas (2005:1219) menyatakan; “ menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan.’ Sedangkan Yunus (2007: 13) menyatakan; “menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.”
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseoarang untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggali pengetahuan dan pengalaman melalui bahasa tulis.
Menulis sendiri bukanlah sesuatu hal yang asing bagi kita. Ada banyak manfaat yang dapat diambil dari menulis. Manfaat itu diantaranya dalam hal peningkatana kecerdasan, pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, penumbuh keberanian serta pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Namun, aktivitas menulis atau sebagian orang menyebutnya mengarang tidak banyak menyukainya.
Graves dalam Yunus (2007: 14) menyatakan;
“Seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis dan merasa tidak tahu bagaiamana harus menulis. Ketidaksukaan tak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat serta pengalaman pembelajaran menulis atau mengarang disekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat.”
Berbicara tentang pengaruh lingkungan di sekolah terkadang masih banyak guru bidang studi bahasa Indonessia yang tidak mampu dalam menulis sebuah karanagan sehingga dia kurang memotivasi dan merangsang minat siswa. Seperti pendapat Smith (2007: 14) menyatakan; “pengalaman belajar menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri. Umumnya gurunya tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa seorang guru juga harus mampu untuk memahami dan mengerti apa dan bagaimana mengarang itu. Sulit membayangkan seorang guru yang takut dan tidak suka menulis dapat melakukan hal itu. Padahal minat dan kemauan siswa belajar menulis tidak terlepas dari apa yang terjadi pada diri guru dan bagaimana dia mengajarkannya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kesanggupan, kecakapan untuk mengungkapkan ide, pengetahuan, perasaan secara rasional dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya.
Daebak!
BalasHapusDaebak!
BalasHapusDaebak!
BalasHapusdaftar pustakanya cantumin dong gan?????
BalasHapusAda jurnalnya gan?
BalasHapus