Tak dapat
disangkal bahwa terdapat perbedaan antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial,
namun perbedaan ini hanyalah bersifat teknis yang tidak menjurus kepada
perbedaan yang fundamental. Dasar
ontologis, epistemologis, dan aksiologis dari kedua ilmu tersebut adalah sama.
Metode yang diperguankan untuk mendapatkan pengetahuannya adalah metode yang
sama, tak terdapat alas an yang bersifat metodologis yang membedakan antar
ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu alam.
Ilmu-ilmu alam mempelajari dunia fisik yang
relatif tetap dan mudah dikontrol. Obyek-obyek penelaahan ilmu-ilmu alam dapat
dikatakan tak pernah mengalami perubahan baik dalam perspektif waktu maupun
tempat. Sebuah batuan yang menjadi obyek penelaahan kita tetapa merupakan
batuan yang mempunyai karakteristik yang sama diamana dan kapanpun juga. Hal
ini sangat berlainan keadaannya dengan manusia yang menjadi obyek penelaahan
ilmu-ilmu sosial. Manusia mempunyai satu karakteristik yang unik yang
membedakan dia dari ujud yang lain. Ia mempunyai kemampuan untuk belajar dan
dan disebabkan oleh faktor belajar itu dia mengembangkan kebudayaan yang terus
berubah dalam kuru zaman. Karakteristik manusia tidak hanya bervariasi dari
waktu ke waktu tetapi juga dari satu tempat ke tempat lain sesuai dengan
kebudayaan yang berhasil dikembangkannya.
Dibandingkan
dengan ilmu-ilmu alam yang telah mengalami perkembangan yang sangat pesat,
ilmu-ilmu sosial agak tertinggal di belakang. Beberapa ahli bahkan berpendapat
bahwa ilmu-ilmu sosial takkan pernah menjadi ilmu dalam artian sepenuhnya. Di
pihak lain terdapat pendapat bahwa secara lambat laun ilmu-ilmu sosial akan
berkembang juga meskipun tak akan memcapai derajat keilmuan seperti apa yang
dicapai ilmu alam. Menurut kalangan lain adalah tak dapat disangkal bahwa
dewasa ini ilmu-ilmu sosial masih berada dalam tingkat yang belum dewasa.
Waalapun begitu, mereka beranggapan bahwa penelitian-penelitian di bidang ini
akan mencapai derajat keilmuan yang sama seperti apa yang dicapai ilmu alam. Terdapat
beberapa kesulitan tujuan ini karena beberapa sifat dari obyek yang diteliti
ilmu sosial mempelajari tingkah manusia.
Berikut sedikit uraian
tentang perbedaan antar ilmu alam dan
ilmu sosial :
1. Obyek penelaahan
yang kompleks
Gejala sosial adalah lebih kompleks dibandingkan
dengan gejala alami. Ahli ilmu alam berhubungan dengan satu jenis gejala yang
bersifat fisik. Gejala sosial juga memiliki karakteristik fisik, namun diperlukan
penjelasan yang lebih dalam untuk mampu menerangkan gejala tersebut. Untuk
menjelaskan hal ini berdasarkan hukum-hukum seperti yang terdapat dalam ilmu alam
dan ilmu hayat adalah tidak cukup.
Ahli ilmu alam berhubungan dengan gejala fisik
yang bersifat umum. Penelaahannya meliputi beberpa variabel dalam jumalah yang relative kecil
yang dapat diukur secara tepat. Ilmu-ilmu sosial mempelajari manusia baik
selaku perseorangan maupun selaku anggota dari suatu kelompok sosial yang
menyebabkan situasinya bertambah rumit. Variabel dalam penelaahan sosial adalah
relative banyak yang kadang-kadang membingungkan si peneliti.
Jika seorang ahli ilmu alam mempelajari suatu
eksplosi kimiawi maka hanya beberapa faktor fisik yang berhubungan dengan
kejadian tersebut. Jika seorang ahli ilmu sosial mempelajari suatu eksplosi
sosial yang berupa huru-hara atau kejahatan maka terdapat faktor yang banyak
sekali dimana diantaranya terdapat faktor-faktor yang tidak bersifat fisik : senjata yang digunakan, kekuatan dan
arah tusukan, urat darah yang tersayat, si pembunuh yang meluap-luap, dendam
kesuamt pertiakaian, faktor biologis keturunan, kurangnya perlindungan
keaamanan, malam yang panas dan memberonsang, pertikaian dengan orang tua,
kemiskinan, dan masalah ketegangan rasial.
2. Kesukaran dalam
pengamatan
Pengamatan langsung gejala sosial sulit
dibandingkan dengan gejala ilmu-ilmu alam. Ahli ilmu sosial tidak mungkin
melihat, mendengar, meraba, mencium, atau mencecap gejal yang sudah terjadi di
masa lalu. Seorang ahli pendidikan yang sedang mempelajari system persekolahan
di zaman penjajahan dulu kala tidak dapat melihat dengan mata kepala sendiri
kejadian-kejadian tersebut. Seorang ahli ilmu fisika atau kimia yang bisa
mengulang kejadian yang sama setiap waktu dan bisa mengamati suatu kejadian
tertentu seara langsung. Hal ini berlainan sekali denagn ahli ilmu jiwa yang
tak mungkin mencampurkan ramuan-ramuan ke dalam tabung reaksi untuk bisa
merekonstruksi masa kanak-kanak seorang manusia dewasa. Hakiki dari gejala
ilmu-ilmu sosial tidak memungkinkan pengamatan secara langsung dan berulang.
Gejala sosial lebih bervariasi dibandingkan dengan
gejala fisik. Pada umumnya pengamatan pada tiap cc dari sejumlah volume asam
sulfat menghasilkan kesimpulan yang tidak berbeda mengenai mutu asam tersebut.
Pengamatan terhadap 30 orang anak kelas 1 Sekolah Menengah Pertama di kota
tertentu lain sekali kesimpulannya dengan pengamatan terhadap jumlah murid dan
sekolah yang sama di kota lain umpamanya ditinjau dari segi umr anak-anak
tersebut.
Di dalam situasi tertentu seorang ahli ilmu sosial
akan memperlakukan setiap individu secara sama rata umpamanya dalam tabulasi
waktu lahir mereka. Akan tetapi karena variasi yang nyata dari hakiki manusia
maka pengambilan kesimpulan secara umum dari pengambialn contoh ( sample )
dalam ilmu-ilmu sosial kadang-kadnag adalah berbahaya.
3. Obyek penelaahan
yang tak terulang
Gejala fisik pada umumnya bersifat seragam dan gejala tersebut dapat
diamati sekarang. Gejala sosial banyak yang bersifat unik dan sukar untuk
terulang kembali. Abstraksi secara tepat dapat dilakukan terhadap gejala fisik
lewat perumusan kuantitatif dan hokum yang berlaku secara umum. Masalah sosial
sering kali bersifat spesifik dalam konteks histories tertentu. Kejadian
tersebut bersifat mandiri dimana mungkin saja terjadi pengulangan yang sama
dalam waktu yang berbeda namun tak pernah serupa sebelumnya.
4. Hubungan antara ahli
dengan obyek penelaahan
Gejala fisik seperti unsure kimia bukanlah suatu
individu melainkan barang mati. Ahli ilmu alam tidak usah memperhitungkan
tujuan atau atau motif palnit dan lautan. Tetapi ahli ilmu sosial mempelajari
manusia yang merupakan mahluk yang penuh tujuan dalam tingkah lakunya. Karena
obyek penelaahan ilmu sosial sangat dipengaruhi oleh keinginan dan pilihan
manusia maka gejala sosial berubah secara tetap sesuai dengan tindakan manusia
yang didasari keinginan dan pilihan tersebut.
Ahli alam menyelidiki prose salami menyusun hokum
yang bersifat umum mengenai proses tadi. Sedangkan ilmu-ulmu sosial tidak bisa
terlepas dari jalinan unsure-unsur kejadian sosial. Kesimpulan umum mengenai
suatu gejala sosial bisa mempengaruhi kegiatan sosial tersebut.
Ahli ilmu sosial tidaklah bersikap sebagai
penonton yang menyaksikan suatu proses kejadian sosial. Dia merupakan bagian
integral dari objek kehidupannya ynag ditelaahnya. Ahli ilmu alam mempelajari
fakta dimana dia memusatkan perhatiannya pada keadaan yang terdapat pada alam.
Ahli ilmu sosial juga mempelajari fakta umpamanya mengeani kondisi-kondisi yang
terdapat dalam dalam suatu masyarakat.
membicarakan tentang ilmu memang tidak akan ada habisnya..baik itu ilmu alam maupun ilmu sosial
BalasHapusTerima kasih atas infromasi yang sudah disampaikan salam sukses selalu !
BalasHapusAkan sangat lebih baik jika tulisan di atas bisa diberikan sumber pustaka agar tidak dianggap sebagai plagiasi, terima kasih..
BalasHapus