Kamis, 19 April 2012

Analisis Kekontemporeran Puisi Celana (2) - Joko pinurbo


1. dalam puisi Celana (2) terdapat gaya bahasa Paralelisme, yaitu gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris  atau kalimat. Gaya bahas ini merupakan salah satu cirri yan terdapat pada puisi Indonesia kontemporer.
             Ada raja kecil yang galak dan suka
                        Memberontak
            Ada filsuf tua yang terkantuk-kantuk
                        Merenungi rahasia alam semesta
            Ada gunung berapi yang menyimpan
                        Sejuta magma
            Ada juga gua garba yang diziarahi
Para pendosa dan pendoa

2.  Bahasa puisi ditulis lugu yang mempergunakan ungkapan gagasan secara polos dengan kata-kata serebral dan kalimat yang biasa yang polos.
Konon setelah berlayar mengelilingi bumi, Colombus pun
Akhirnya menemukan
Sebuah benua baru di dalam celana
Dan Stephen Hawking
Khusyuk bertapa disana

Dapat terlihat bahwa bahasa yang digunakan penyair bukanlah bahas yang “ puitis “ atau “ bahasa berat “ dan sulit untuk dimengerti. Melainkan bahasa yang benar-benar polos dan terkesan lugu.

3. Banyak digunakan gaya penulisan yang prosais atau menyerupai penulisan prosa yang bercerita.
             Ketika sekolah kami sering disuruh menggambar
Celana yang bagus dan sopan, tapi tak penah
Diajar melukis seluk beluk yang ada di dalam celana
Sehingga kami tumbuh menjadi anak-anak yang manis
Yang penakut dan pengecut, bahkan terhadap
Nasibnya sendiri

Karena itu kami suka usil dan sembunyi-sembunyi
Membuat coretan dan gambar porno di tembok
Kamar mandi
Sehingga kam pun terbiasa menjadi
Orang-orang yang suka cabul
Terhadap diri sendiri.

Terlihat jelas bahwa penulis seperti orang yang sedang bercerita dengan panjang lebar, tanpa gaya penulisan puisi yang biasanya dituliskan oleh para penyair lainnya.

4. Adanya sarana kepuitisan sebagai alat untuk penekanan makna.
 Ada raja kecil yang galak dan suka
                        Memberontak
            Ada filsuf tua yang terkantuk-kantuk
                        Merenungi rahasia alam semesta
            Ada gunung berapi yang menyimpan
                        Sejuta magma
            Ada juga gua garba yang diziarahi
Para pendosa dan pendoa

5. Tema yang diusung oleh penyair dalam puisi ini adalah tema protes terhadap kepincangan masyarakat menyikapi pembelajaran mengenai seks pada ranah pendidikan yang dianggap tabu.

Ketika sekolah kami sering disuruh menggambar
Celana yang bagus dan sopan, tapi tak penah
Diajar melukis seluk beluk yang ada di dalam celana
Sehingga kami tumbuh menjadi anak-anak yang manis
Yang penakut dan pengecut, bahkan terhadap
Nasibnya sendiri

Padahal pengajaran seks sejak dini kepada anak, maka dia akan memahami tanpa kesalahan persepsi atau rasa penasaran yang akhirnya dilampiaskan dengan tindaka-tindakan nakal dan cabul yang justru semakin merusak moral seorang anak.

Karena itu kami suka usil dan sembunyi-sembunyi
Membuat coretan dan gambar porno di tembok
Kamar mandi
Sehingga kam pun terbiasa menjadi
Orang-orang yang suka cabul
Terhadap diri sendiri.

Adapun kesalahan  pemikiran itu terus berlanjut hingga anak-anak tersebut memasuki usia yang semakin matang. 
Setelah loyo dan jompo, kami mulai bisa berfantasi

Tentang hal-ihwal yang di dalam celana:
            Ada raja kecil yang galak dan suka
                        Memberontak
            Ada filsuf tua yang terkantuk-kantuk
                        Merenungi rahasia alam semesta
            Ada gunung berapi yang menyimpan
                        Sejuta magma
            Ada juga gua garba yang diziarahi
Para pendosa dan pendoa

1 komentar: