Berbicara
dan menyimak adalah dua kegiatan berbeda namun erat dan tidak terpisahkan.
Ibarat mata uang, satu sisi ditempati kegiatan berbicara dan satu sisi lainnya
ditempati kegiatan menyimak. Kegaiatan menyimak pasti dilakukan terlebih dahulu
daripada kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan
berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon , tanya-jawab dan interviuw.
Dalam komunikasi lisan, pembicara dan
penyimak berpadu dalam suatu kegiatan yang resiprokal berganti peran secara
spontan, mudah, dan lancar dari pembicara menjadi penyimak, dan dari penyimak
menjadi pembicara. Pembicara cemas akan kepastian responsi pendengar. Pembicara
baru dapat memberikan responsi pendengar setelah dia mendapat responsi dari
penyimak. Pendengar baru dapat memberikan responsi yang tepat bila ia memahami
pesan yang disampaikan pembicara.
Kegiatan berbicara dan menyimak saling
mengisi, saling melengkapi. Tidak ada gunanya orang berbicara bila tidak ada
orang yang menyimaknya. Tidak mungkin orang menyimak bila tidak ada orang yang
berbicara. Karena itulah maka dikatakan kegiatan berbicara dan menyimak
merupakan kegiatan yang resiprokal. Melalui kegiatan menyimak siswa mengenal
ucapan kata, struktur kata dan struktur kalimat. Pengenalan terhadap cara
mengucapkan kata, mengenal dan memahami struktur kalimat merupakan landasan
yang kuat bagi pengembangan keterampilan menyimak.
Hubungan
antara menyimak dan berbicara :
a.
Ujaran ( speech ) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru ( imitasi ) ;
oleh karena it, model atau contoh yang disimak serta direkam oleh sang anak
sangat penting dalam penguasaan serta kecakapan berbicara
b.
Kata-kata yang dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasannya ditentukan
oleh sang perangsang ( stimuli ) yang ditemuinya ( misalnya kehidupan desa, kota ) dan kata-kata yang
paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam penyampaian
gagasan-gagasannya.
c.
Ujaran sang anak memencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan di masyarakat
tempatnya hidup. Hal ini biasanya terlihat jelas dalam ucapan, intonasi, kosa
kata, dan pola-pola kalimatnya.
d.
Anak yang lebih kecil lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih
panjang dan rumit tinimbang kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya.
e.
meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula meningkatkan kualitas berbicara
seseorang.
f.
Bunyi suara merupakan suatu faktor penting dalam peningkatan cara pemakaian
kata-kata sang anak., oleh karena itu maka sang anak akan tertolong kalau dia
mendengar serta menyimak ujaran-ujaran yang baik dan benar dari para guru,
rekaman-rekaman yang bermutu, cerita-cerita yang bernilai tinggi , dan
lain-lain.
g. Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga ( visual aids ) akan menghasilkan
penangkapan informasi yang lebih baik dari pihak penyimak. Umumnya sang anak
mempergunakan bahasa yang di dengar serta disimaknya ( Dawson [ et el ], 1963 :
29 ; Tarigan, 1985 ;2 )
thanks ka yosi
BalasHapusijin copas ya..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusizin capas ya
BalasHapusMakasih infonya
BalasHapusizin mengambil materi untuk tugas ya kak. terima kasih
BalasHapusizin
BalasHapushubungan antara berbicara dan mendengarkan menurut dawson bagaimana ya.....mohon di jawab.....please
BalasHapusIzin copas ya
BalasHapusixin copas ya😇😇🙏🙏🙏
BalasHapusKalau hubungan berbicara dan menyimak melalui aspek bahasa rumah gimana ya kak?
BalasHapusterima kasih
BalasHapusIzin
BalasHapusTerima kasih
BalasHapus