Sebagaimana telah
digambarkan pada uraian terdahulu, objek atau cakupan kajian psikolinguistik
pada dasarnya merupakan gabungan dari objek kajian linguistic (bahasa) dan
psikologi (gejala jiwa yang tercermin di dalam perilaku manusia). Dengan kata
lain, dapat disimpulkan bahwa objek
kajian psikolinguistik sesungguhnya bahasa juga, yakni bahasa yang berproses di
dalam jiwa manusia. Hasil perkerjaan seorang psikolinguis bukanlah
deskripsi bahasa biasa, melainkan deskripsi bahasa yang berproses di dalam jiwa
manusia . Proses ini tidak
kelihatan; hanya hasil proses itu yang dapat diamati.
Bahasa yang berproses di dalam jiwa manusia memiliki
subkajian yang amat luas. Seperti diungkapkan Chaer (2002:8-9), hal itu
mencakup:
(1)
Apakah sebenarnya
bahasa itu ? Apa yang dimiliki seseorang sehingga dia mampu berbahasa ? Bahasa
itu terdiri atas komponen-komponen apa saja ?
(2)
Bagaimana bahasa itu lahir ? Di manakah
bahasa itu berada atau disimpan ?
(3)
bahasa
kedua dipelajari ?
(4)
Bagaimanakah proses penyusunan kalimat ?
Proses apakah yang terjadi di dalam otak manusia ketika dia berbahasa ?
(5)
Bagaimanakah hubungan bahasa dengan
pikiran ?
(6)
Mengapa seseorang dapat menderita
ngangguan berbicara (afasia) ?
(7)
Bagaimana bahasa harus diajarkan agar
hasilnya baik ?
Hasil konferensi
psikolinguistik di Mons, Belgia, pada tahun 1980 menjabarkan objek kajian
psikolinguistik sebagai berikut:
(1)
proses bahasa dalam komunikasi dan pikiran
(2)
akuisisi bahasa
(3)
pola tingkah laku berbahasa
(4)
Asosiasi verbal dan persoalan makna
(5)
Proses bahasa pada orang yang abnormal
(6)
Persepsi
ujaran dan kognisi
Betapa pun luas cakupan
atau objek kajian psikolinguistik,dewasa ini psikolinguistik lebih diarahkan
kepada pendidikan atau pembelajaran bahasa. Pendidikan dan pembelajaran bahasa
ynag dimaksudkan di sini meliputi akuisisi bahasa, proses belajar bahasa
pertama, kedua, dan juga belajar bahasa asing. Karena
lebih diarahkan kepada pembelajaran bahasa, maka berbagai teori belajar yang
berasal dari psikologi diarahkan untuk menguasai bahasa. Dari aktivitas inilah
lahir teori belajar bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar