Aspek Verbal, Kata, Kalimat,
Wacana
Suatu bacaan teks itu dapat dipahami dengan mudah atau tidak, bergantung
pada dua hal utama: 1) bahasa yang digunakan; 2) hal yang dibicarakan atau isi
bacaan/teks tersebut.
Kemungkinan besar, bahasa yang
digunakan oleh penulis dalam sebuah bacaan atau teks adalah bahasa yang tidak
terlalu sukar. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang agak umum.
Demikian pula dengan kalimat serta uraian-uraian yang dikemukakan dalam wacana
pun cukup baik. Namun semua hal tersebut belum menjain dapat dengan mudahnya
isi wacana itu ditangkap dn dipahami oleh murid-murid. Salah satu segi
penyebabnya terletak diluar bahasa, yaitu tingkat keabstrakan lukisan dalam
wacana itu cukup tinggi. Peranan guru dalam hal ini sangat penting. Bila guru
dapat membantu murid-muridnya menjelaskan hal yang dibacanya itu dengan baik,
pastilah usaha guru itu telah berhasil mengangkat muridnya dari tingkat
kesamaran pemahaman ketingkat kejelasan. Pada umumnya uraian mengenai ilmu-ilmu
sosial lebih mudah dipahami daripada uraian ilmu alam, matematika dan
sebagainya. Lukisan tentang ahal yang konkret lebih mudah ditangkap maksudnya
daripada lukisan tentang hal-hal yang abstrak.
- Bahasa yang Digunakan.
Bahasa yang digunakan dalam buku-buku teks atau buku-buku pelajaran di
sekolah sekolah tentulah ragam bahasa baku .
Disekolah harus diajarkan dan digunakan bahasa baku atau bahasa standrad. Oleh karena itu,
buku-buku yang ditulis dengan bahasa yang buruk, yang tidak teratur tidak dapat
diterima dan diizinkan untuk dipakai di sekolah-sekolah.
- Kata-kata umum yang sering dijumpai dalam percakapan sehari-hari atau dalam tulisan.
- Kata-kata yang hanya digunakan sesekali.
- Kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau dari bahasa daerah yang belum sering digunakan.
- Kata-kata yang berupa istilah dengan pengertian tertentu.
- Kata-kata turunan dengan imbuhan (awalan, sisipan, akhiaran)
Tingkat keterbacaan kata-kata bentukan menjadi lebih sulit dibandingkan
dengan kata-kata lain dalam kalimat itu. Demikian pula sebagai bahasa yang
berkembang, yang sedang melengkapi dirinya agar sanggup menjadi bahasa ilmiah,
dalam bahasa Indonesia bayak sekali istilah baru yang muncul. Apabila dalam
suatu wacana tiba-tiba muncul sekaligus beberapa istilah baru yang sebelumnya
belum pernah dijumpai murid, timbullah kesulitan bagi murid untuk memahami isi
wacana itu. Dalam bahasa Indonesia, banyak akata bersinonim. Satu pengertian
kadang-kadang dapat diungkapkan dengan beberapa kata yang memiliki arti dasar
yang sama, tetapi berbeda dalam penggunaan. Pilihan kata bersinonim itu
haruslah dilakukan setepat-tepatnya agar pengertian yang dimaksudkan selalu
tepat.
- Kalimat
Kalimat-kalimat dalam buku-buku teks disekolah menengah tidak lagi
terbatas pada kalimat tunggal. Kalimat majemuk (sintetis) sudah dapat digunakan, tetapi tentu dengan
memperhatikan benar susunan kalusa secara tepat. Penempatan klausa secara tdak
tepat kan
mengaburkan makana kalimat. Kalimat ynag susunannya rancu haruslah dihindari.
Penggunaan tanda baca secara tepat dapat meningkatkan sifat keterbacaan sebuah
kalimat.
Demi keutuhan wacana perlu diperhatikan penulisan alinea , urutan alinea,
kelengkapan alinea. Kalimat-kalimat dalam satu alinea harus bertalian satu
dengan yang lain secara mesra dan bersama-sama membentuk satu kesatuan yang
saling berpautan.
Berikut adalah contoh akalimat sintetis yang kurang tepat penempatan
klausanya sehingga mengaburkan makna kalimat.
1)Larry Holmes
berhasil mempertahankan mahkota kejuaraan tiju dunia kelas berat WBC hari jumat
malam (waktu AS) ketiak ia menghentikan Gerry Cooney penantangnya yang
sebelumnya tak terkalahkan di ronde ke-13. (SH Jakarta )
Penempatan frase di ronde ke-13
membuat frase itu menjadi keterangan frase “tak terkalahkan” padahal frase itu
menjadi keterangan predikat menghentikan pada klausa itu. Frase ronde
ke-13 sebaiknya diletakkan sesudah atau sebelum kata menghentikan.
…ketika ia di ronde ke-13
menghentikan Gerry Cooney, penantangnya yang sebelumnya tak terkalahkan itu.
Atau : …….ketika
ia menghentikan di ronde ke-13 Gerry Cooney, penantangnya yang sebelumnya tak
terkalahkan itu.
Kalimat itu menjadi lebih
lengkap bila di depan kata Gerry Cooney diletakkan kata perlawanan, sebab yang
dihentikan oleh Larry Holmes bukan Gerry Cooney, melainkan perlawanan Gerry
Cooney.
Disina
dapat kita lihat bahwa selain susunan kata harus tepat, penggunaan tanda baca
pun dapat membantu sifat keterbacaan kalimat.
- Wacana
Berikut contoh dua buah wacana ;
yang pertama melukiskan sesuatu yang bersifat konkret ( maujud ) dan yang kedua
yang sifatnya abstrak.
Pusat
Ekonomi
Manusia mempunyai bermacam-macam
keperluan untuk hidupnya. Ia perlu makan, minum, berpakaian, bersenang-senang,
menjaga kesehatan, dan bekerja untuk memenuhi kebutuhannya itu, diperlukan
banyak barang dan bahan. Tidak semua barang itu dapat dibuatnya sendiri. Ia
harus membelinya dari orang lain. Tempatnya manusia berjaul-beli itu disebut
pasar.
Pada
abad ke-15 dan ke-16, di tanah air kita sudah banyak pasar. Pasar iti terdapat
dimana-mana. Ada
pasar di kota-kota besar di daerah pelabuhan. Ada pula pasar di dekat kraton, dan banyak
pasar di desa-desa yang terletak di pinggiar kota , di tepi aliran sungai maupun di
pedalaman di kaki gunung. Keadaan pasar-pasar itu berlainan. Di pasar besar di kota pelabuhan,
terdapat banyak pedagang asing. Pasar
demikkian adalah pasar dunia atau pasar internasional. Pada abad ke-15 dan
ke-16, pasar dunia di nusantara ialah : Aceh, Samudra Pasai, Malaka, Banten,
Demak, Banjarmasin ,
Gowa Makassar, Ternate dan Tidore. Semua pasar dunia itu terletak di ibu kota kerajaan. Raja-raja mengatur
dan mengawasi pasar-pasar itu.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Dikutip dari
Sejarah Nasional Indonesia untuk SMP jilid II ( Jakarta :Departemen P dan K )
Transmisi Daya Listrik Jarak Jauh
Generator-generator
tenaga listrik yang besar biasanya dibangun jauh dari penggunaan tenaga yang
dihasilkannya. Jarak antara generator
dan pemakan tenaga sering berpuluh-puluh bahkan sampai beratus-ratus kilometer
jauhnya. Tentulah ada energi listrik yang hilang menjadi panas dalam penghantar
yang demikian panjangnya itu. Kita telah mempelajari bahwa banyaknya energi
listrik yang berubah menjadi kalor sebanding dengan menggunakan arus kecil.
Kalau arusnya kecil, maka potensialnya harus besar suapya dayanya tetap.
Misalny auntuk mentransmisikan 25 MW (a5000.000 W ) dengan 200 V, kuat arus
yang mengalir melalui arus-arus transmisi haruslah 25.000.000 : 2 = 125.000 A.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………................................
Dikutip dari buku Zat dan Energi untuk SMP
jilid III ( Jakarta
: Departemen P dan K )
Setelah
membaca kedua wacana di atas, kita tentu dapat membandingkan tingkat kesukaran
pemahaman/tingkat keterbacaannya. Wacana pertama terasa lebih mudah diserap
karena kdilukiskan didalamnya hal-hal yang konkret, sedangkan wacana kedua lebih sukar karena ksifatnya abstrak dan
memerlukan daya pikir murid yang lebih dibandingkan dengan daya pikir yang
digunakan ketika membaca wacana pertama. Kalimat-kalimat yang digunakan penulis
dalam wacana itu cukup baik. Pembagian alinea pada tiap wacana baik dan
menaikkan tingkat keterbacaan wacan tersebut. Istilah-istilah yang digunakan
tingkat keterbacaan yang tinggi asal lsaja istilah itu sudah dikenal dan
diketahui dengan pasti apa artinya oleh murid. Peranan guru sebagai penjelas
setiap kali bertemu dengan istilah baru sangat penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar