Selasa, 01 Mei 2012

Proses Akuisisi Bahasa


            Telah ada keyakinan diantara sesama ahli psikolinguistik bahwa akuisisi bahasa bersifat dinamis, artinya bahwa akuisisi bahasa berlangsung dari tahap ke tahap yang lain ( Lowenthal, Et-al, 1982 : 11 ). Di dalam tahap perkembangan akuisisi ini terjadi, ( I ) perubahan-perubahan, terutama yang berhubungan denagjn struktur bahasa, ( ii ) perkembangan ini ditenyukan oleh interaksi personal, berfungsinya saraf secara baik, dan proses kognitif, ( iii ) bahwa dalam akuisisi terjadi proses pemilihan kata-kata dan struktur yang tidak dianalisis oleh anak, dan ( iv ) bahwa teori yang digunakan bersifat umum.  Lain dari itu telah disepakati pula bahwa akuisisi bahasa dipengaruhi oleh bahasa sekitar. Dengan kata lain  bahasa bergantung pada lingkungan bahasa anak ( Lowenthal, Et-al 1982 : 303 )
            Akuisisi bahasa merupakan proses yang berkelanjutan dari satu fas ke fase berikutnya. Konstruksi linguistik yang muncul merupakan rangkaian konstruksi yang telah dikuasai sebelumnya, dan banyak di anataranya belum dapat dijelaskan secara ilmiah. Miller dan Dollard ( Saporta, 1961 : 333 ) menyatakan bahwa anak tidak memiliki insting bawaan untuk meniru. Bayi belajar dengan jalan meniru yang kemudian hasil tiruan itu menjadi kebiasaan.
            Dalam proses akuisisi bahasa anak belajar manakah kata atau kalimat yang dibutuhkan dab gerakan mana yang diperlukan apabila sesuatu dinginkan atau tidak diinginkan. Bersamaan dengan itu, anak mulai mengenal makna dan kebermaknaan apa yang dikatakn dan didengarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar