Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional,
empiris, dan sistematis. Rasional adalah kegiatan penelitian ini dilakukan
dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Metodologi penelitian pada hakekatnya merupakan operasionalisasi
dari epistemologi kearah pelaksanaan penelitian. Epistemologi memberi pemahaman
tentang cara/teori menemukan atau menyusun pengetahuan dari idea, materi atau
dari kedua-duanya serta merujuk pada penggunaan rasio, intuisi, fenomena atau
dengan metode ilmiah (Rusidi, 2004 :3). Sehingga bagaimana menemukan atau
menyusun pengetahuan memerlukan kajian atau pemahaman tentang metode-metode.
Dalam pengertian ini perlu dibedakan antara metode dan teknik. Secara keilmuan,
metode dapat diartikan sebagai cara berpikir, sedangkan teknik diartikan
sebagai cara melaksanakan hasil berpikir. Jadi dengan demikian metodologi
penelitian itu diartikan sebagai pemahaman metode-metode penelitian dan
pemahaman teknik-teknik penelitian.
Makna penelitian secara sederhana ialah bagaimanakah
mengetahui sesuatu yang dilakukan melalui cara tertentu dengan prosedur yang
sistematis (Garna, 2000:1). Proses sistematis ini tidak lain adalah
langkah-langkah metode ilmiah. Jadi pengertian dari metodologi penelitian itu
dapat diartikan sebagai pengkajian atau pemahaman tentang cara berpikir dan
cara melaksanakan hasil berpikir menurut langkah-langkah ilmiah.
Lalu bagaimana dengan system dynamics ?, Richardson
and Pugh III (1981) mengatakan : ” system dynamics is a methodology for
understanding certain kinds of complex problems”. Yang dimaksud dengan
metodologi di sini tidak lain adalah ilmu tentang cara menyangkut logika dalam
penelitian ilmiah, yakni keseluruhan sistem, metode, peraturan dan hipotesa
yang dipakai dalam memahami permasalahan yang kompleks. Metodologi system
dynamics itu sendiri sejalan dengan konsep paradigma yang dipopulerkan oleh
Thomas Kuhn dalam bukunya berjudul “ The Structure Of Scientific Revolutions
“. Paradigma secara umum diartikan sebagai model atau skema. Pemodelan dengan
metodologi system dynamics ini makin berkembang pesat sejak
diperkenalkan oleh Jay W. Forrester dalam bukunya “ Industrial Dynamics “.
Model yang dibuat pada dasarnya merupakan hasil dari suatu upaya untuk membuat
tiruan dari dunia nyatanya (Burger, 1966). Untuk mewujudkan hal tersebut, suatu
pemodelan haruslah memenuhi (sesuai dengan) metode ilmiah. Saeed (1984) telah
melukiskan metode ilmiah ini berdasarkan kepada konsep penyangkalan (refutation)
Popper (1969). Metode ini mensyaratkan bahwa suatu model haruslah mempunyai
banyak titik kontak (points of contact) dengan kenyataan (reality)
dan pembandingan yang berulang kali dengan dunia nyata (real world)
melalui titik-titik kontak tersebut. Kemudian barulah model itu dapat dijadikan
sebagai suatu dasar untuk memahami dunia nyata dan untuk merancang
kebijakan-kebijakan yang dapat mengubah dunia nyata tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar