Pengukuran dapat diartikan sebagai suatu tindakan
untuk mengidentifikasikan besar kecilnya gejala (Sutrisno Hadi, Metodologi
Research). Pengukuran hasil belajar berarti suatu kegiatan atau proses untuk
menerapkan dengan pasti tentang luas dimensi dan kuantitas dari sesuatu dengan
pasti tentang luas dimensi dan kuantitas dari hasil belajar murid dengan
memperbandingkan dengan ukuran / standar tertentu. Implikasinya adalah jika
kita ingin mengukur hasil belajar murid, maka kita harus mempergunakan alat
pengukur hasil belajar murid (mungkin
dengan interview, observasi, pemberian tugas, ulangan/ ujian dengan
mempergunakan tes).
Apa artinya memperbandingakan dengan standar?
Standar disini berarti ukuran tertentu sebagaimana
ditetapkan dalam tujuan/ pengajaran.
Penggunaan tes disini
dimaksudkan untuk mengerahui seberapa jauh murid-murid berhasil dalam
belajarnya atau berhasil menguasai isi pengajaran yang diberikan gurunya. Olh
karena itu apabila tes dimaksudkan untuk memenuhi hal tersebut harus disusun
sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan tujuan yang dimaksudkan. Tujuan ini
selanjutnya dipergunakan sebagai bahan/ dasar penyusunan tes.
Penilaian
adalah suatu tindakan untuk memberikan interpretasi terhadap hasil pengukuran,
dengan menggunakan norma tertentu, untuk mengetahui tinggi/ rendahnya atau baik
buruknya aspek tetrtentu.
Pengertian interpretasi disini berarti memberikan/
menerapkan harga/ value tenatang baik buruknya atau tinggi rendahnya hasil
pengukuran.
Kata
standar dihubungkan dengan tujuan yang ingin dicapai, sedang kata norma selalu
dihubungkan dengan status atau posisi atau kedudukan tertentu sebagaimana
dikatgakan oeh J. C. Stanley.
Kegaiatan
penilaian akan lebih inklusip karena dalam pengertian pernilaian tersebut sebenarnya
dengan sendirinya menyertakan pengertian pengukuran.
Mengapa kita perlu menilai hasil belajar murid?
Salah
satu tugas terpenting guru adalah memimpin, membimbing dan mengerjakan
bahan-bahan pelajaran keapada murid. Dilihat dari segi ini sebagai guru yang
bertanggung jawab akan tugasnya, maka dia akan sadar untuk selalu mengetahui
seberapa jauh pimpinan, bimbingan atau bahan-bahan pelajaran itu dikuasai oleh
murid.
Seberapa jauh guru dapat
memindahkan/ memasukkan materi-materi pelajaran kepada murid-muridnya. Karena
tuntutan untuk selalu harus mengetahui sampai pada level/ tingkat mana
murid-muridnya menguasai materi pelajaran itulah maka diperlukan kegiatan untuk
menilai hasil belajarnya.
Dengan mengetahui keadaan status/ posisi
murid-murid dalam proses belajarnya akan dipenuhi berbagai usaha tindak lanjut
misalnya untuk kepentingan terus meningkatkan hasil belajarnya, untuk
memperbaiki kesukaran-kesukaran belajrnya, untuk memperbaiki bimbingan
belajarnya untuk menyesuaikan bahan pelajaran kebutuhan murid-murid dan
sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar