Rabu, 02 Mei 2012

Pengertian Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar


        Pengukuran dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk mengidentifikasikan besar kecilnya gejala (Sutrisno Hadi, Metodologi Research). Pengukuran hasil belajar berarti suatu kegiatan atau proses untuk menerapkan dengan pasti tentang luas dimensi dan kuantitas dari sesuatu dengan pasti tentang luas dimensi dan kuantitas dari hasil belajar murid dengan memperbandingkan dengan ukuran / standar tertentu. Implikasinya adalah jika kita ingin mengukur hasil belajar murid, maka kita harus mempergunakan alat pengukur hasil  belajar murid (mungkin dengan interview, observasi, pemberian tugas, ulangan/ ujian dengan mempergunakan tes).
Apa artinya memperbandingakan dengan standar?
Standar disini berarti ukuran tertentu sebagaimana ditetapkan dalam tujuan/ pengajaran.
Penggunaan tes disini dimaksudkan untuk mengerahui seberapa jauh murid-murid berhasil dalam belajarnya atau berhasil menguasai isi pengajaran yang diberikan gurunya. Olh karena itu apabila tes dimaksudkan untuk memenuhi hal tersebut harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan tujuan yang dimaksudkan. Tujuan ini selanjutnya dipergunakan sebagai bahan/ dasar penyusunan tes.
            Penilaian adalah suatu tindakan untuk memberikan interpretasi terhadap hasil pengukuran, dengan menggunakan norma tertentu, untuk mengetahui tinggi/ rendahnya atau baik buruknya aspek tetrtentu.
Pengertian interpretasi disini berarti memberikan/ menerapkan harga/ value tenatang baik buruknya atau tinggi rendahnya hasil pengukuran.
            Kata standar dihubungkan dengan tujuan yang ingin dicapai, sedang kata norma selalu dihubungkan dengan status atau posisi atau kedudukan tertentu sebagaimana dikatgakan oeh J. C. Stanley.
            Kegaiatan penilaian akan lebih inklusip karena dalam pengertian pernilaian tersebut sebenarnya dengan sendirinya menyertakan pengertian pengukuran.
Mengapa kita perlu menilai hasil belajar murid?
            Salah satu tugas terpenting guru adalah memimpin, membimbing dan mengerjakan bahan-bahan pelajaran keapada murid. Dilihat dari segi ini sebagai guru yang bertanggung jawab akan tugasnya, maka dia akan sadar untuk selalu mengetahui seberapa jauh pimpinan, bimbingan atau bahan-bahan pelajaran itu dikuasai oleh murid.
Seberapa jauh guru dapat memindahkan/ memasukkan materi-materi pelajaran kepada murid-muridnya. Karena tuntutan untuk selalu harus mengetahui sampai pada level/ tingkat mana murid-muridnya menguasai materi pelajaran itulah maka diperlukan kegiatan untuk menilai hasil belajarnya.
        Dengan mengetahui keadaan status/ posisi murid-murid dalam proses belajarnya akan dipenuhi berbagai usaha tindak lanjut misalnya untuk kepentingan terus meningkatkan hasil belajarnya, untuk memperbaiki kesukaran-kesukaran belajrnya, untuk memperbaiki bimbingan belajarnya untuk menyesuaikan bahan pelajaran kebutuhan murid-murid dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar