Selasa, 01 Mei 2012

Teknik Sampling Menurut Drs. Sumadi Suryabrata, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D. dalam Buku Metodologi Penelitian


        Karena bebagai alasan, tidak semua hal yang ingin dijelaskan atau diramlakan atau dikendalikan dapat diteliti. Penelitian ilmiah boleh dikatakan hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja hal-hal yang sebenarnya mau diteliti. Generalisasi dari sampel ke populasi ini mengandung resiko bahwa akan terdapat kekeliruan atau kertidaktepatan, karena sampel tidak akan mencerminkan secara tepat keadaan populasi. Karena hal yang demikian itulah maka teknik penentuan sampel itu menjadi sangat penting perananya dalam penelitian. Berbagai teknik penentuan sampel itu pada hakikatnya adalah cara-cara untuk memperkecil generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai kalau diperoleh sampel yang representatif yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya.
Di antara berbagai teknik penetuan sampel yang dianggap paling baik adalah penentuan sampel secara rambang (random sampling). Kebaikan teknik ini tidak hanya terletak pada teori yang mendasarinya, tetapi juga pada bukti-bukti empiris. Perkembangan teknologi komputer telah memungkinkan orang melakukan berbagai simulasi untuk membuktikan keunggulan teknik pengambilan sampel secara rambang itu. Di dalam sampel secara rambang semua anggota populasi, secara individual atau secara kolektif, diberi peluang yang sama untuk menjadi sampel.
Walaupun teknik pengambilan sampel secara rambang merupakan teknik yang terbaik, namun tidak selalu dapat dilaksanakan karena berbagai alasan. Kadang-kadang orang terpaksa puas dengan sampel rumpun (cluster sampel), karena rumpun-rumpun yang merupakan kelompokkan individu-individu itu tersedia sebagai unit-unit dalam populasi. Penelitian mengenai murid-murid sekolah biasanya tidak dapat menggunakan teknik pengambilan sampel secara rambang, melainkan harus secara rumpun. Yang mendapat peluang sama untuk menjadi sampel bukan murid secara individual, melainkan sekolah (jadi murid secara kelompok).
Sering sekali terjadi pula sampel diambil dari rumpun-rumpun yang telah ditentukan atau tersedia. Teknik yang demikian itu disebut penetuan sampel secara bertingkat (stratified sampling). Kalau dari kelompok-kelompok yang tersedia itu diambil sampel-sampel yang sebanding dengan besarnya kelompok dan pengambilannya secara rambang, maka teknik itu disebut pengambilan sampel secara rambang proporsional (proporsional random sampling).
Ada 4 (empat) parameter yang biasa dianggap menentukan representativeness sesuatu sampel, yaitu :
a. Variabilitass populasi
Varibelitas populasi merupakan hal yang sudah ”givrn”, artinya peneliti harus menerima sebagaimana adanya, dan tidak adpat mengatur atau memaanipulsikan suatu sampel.
b. Besar sampel
Makin besar sampel yangdiambilakan makin tinggi representativeness populasinya . Ketentuan ini berlaku selama populasinya tidak homogen seara sempurna. Jika populasinya tidak homogen secara se,purna. Jika popilsinya homogen secara sempurna, besar sampel tidak mempengaruhi taraf representatifnya sampel. Untuk populasi yang demikian itu sampel cikup kecil saja.
c. Teknik penentuan sampel
Makin tinggi tingkat rambang dalampenentuan sampel, akan makintinggilah tingkat representatif sampelnya. Ketentuan ini juga hanya berlaku selama populasinya tidak homogen secra sempurna. Jika populasinya homogen seara sempurna rambang sama sekali tida k diperlukan.
d. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi .
       Makin lengkap ciri-ciri populasi yang dimasukkan ke dalam sampel, akan makin tinggi tingkat representatifnya sampek. Dengan mempertimbangkan parameter-parameter tersebut, penelitian diharapkan dapat menentukan sampel yang palibg tinggi tingkat representatifnya yang mungkin dicapai. Kecakapan untuk ini, seperti untuk melakukan langkah-langkah yang lain dalam penelitian, sangat tergantung kepada latihan dan pengalaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar